Senin, 30 Juli 2012

PILGUB SULSEL: UJI PERAN PARTAI POLITIK.

Hasil putaran pertama pilgub DKI Jakarta' menggambarkan bahwa peran figur seorang calon lebih memikat pemilih, tetapi tentulah peran partai politik ikut menentukan, Jokowi-Ahok yang diusung PDIP dan GERINDRA, mampu mengungguli partai-partai besar yang lain seperti, golkar, demokrat, pks, pan, ppp, pkb, dan hanura.

Menurut Direktur Eksekutif (IPI) Indeks Politica Indonesia Dan Direktur Riset & Strategi Pemenangan Pilkada (LI) Latin Institute, Suwadi Idris Amir, keunggulan jokowi-ahok karna mereka diusung partai yang punya platpon yang sama dengan mereka. Sosok jokowi yang dianggap berhasil menata kota solo tanpa harus mengorbankan kepentingan rakyat kecil dan juga sosok Ahok yang selama menjadi kepala daerah juga mampu membangun daerah yang dipimpinnya. Seperti kita ketahui partai pengusung mereka, PDIP yang selama ini mengklaim partainya digaris terdepan memperjuangkan wong cilik, dan partai Gerindra dengan program ekonomi kerakyatan. Kedua partai yang memilih menjadi partai opisisi dianggap cukup berprestasi menjadi penyeimbang partai-partai yang pro pemerintah.

Menurut Suwadi, masyarakat DKI memperlihatkan kita bahwa kinerja partai pemerintah dianggap belum mampu meyakinkan publik bahwa mereka ini tulus memperjuangkan kepentingan rakyat, sehingga mereka tidak lagi percaya kepada calon yang mereka usung dipilgub DKI.

Tetapi Menurut Suwadi' pilgub DKI tidak sama dengan pilgub sulsel, kalau di DKI Jakarta Partai golkar dipecundangi, disulsel butuh kerja keras partai-partai lain untuk menaklukkan partai beringin, karna sampai hari ini partai golkar masih tertinggi presentase hasil surveinya terkait pilihan partai yang disukai masyarakat sulsel menurut hasil survei IPI Indeks politica Indonesia, 52 % masyarakat sulsel menyatakan partai golkar masih yang terbaik dibanding partai-partai lain.

Lanjut Menurut Suwadi, Kekalahan Ketua golkar Amin Syam 2007 lalu karna dia berhadapan sesama kader gokar walaupun diusung partai lain, sehingga pilgub 2007 lalu, masyarakat melihat program kedua kader golkar yang bertarung saat itu.

Berbeda pilgub kali ini sampai hari ini belum ada tanda-tanda perpecahan yang signifikan di internal partai berlambang pohon beringin ini, dan kalau SAYANG mampu mempertahankan kondisi itu, maka butuh keajaiban lawan-lawannya menumbangkan paket incumbent ini, Tutur analisis Suwadi..''(*)

0 komentar:

Posting Komentar