Kamis, 24 Mei 2012

KONSTILASI POLITIK BERUBAH DIBONE DAN TAKALAR SETELAH DUA PUTRA MAHKOTA TERDEPAK.

MAKASSAR, FAJAR -- Tawaran DPP Golkar agar Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng menjadi cawabup Burhanuddin Baharuddin sulit diterima. Nojeng lebih memlih melawan Golkar ketimbang menerima tawaran Golkar itu.

Kemarin, “amarah” massa Nojeng mulai tak terkendali. Ratusan pendukung ketua Golkar Takalar itu membakar atribut partai berlambang pohon beringin rindang itu di halaman Sekretariat DPD II Golkar Takalar.
Bukan hanya itu. Gambar kandidat calon Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang terpampang dalam baliho milik Nojeng, juga ikut dibakar. Beberapa gambar SYL juga diganti stiker bergambar Ilham Arief Sirajuddin.
Pembakaran atribut dari massa Nojeng, kader, dan pengurus DPP Partai Golkar itu juga diselingi orasi. Mereka meminta DPP Golkar untuk segera mencabut keputusan tersebut karena dianggap tidak sesuai mekanisme partai yang tertuang dalam juklak No 13 Partai Golkar.
Wakil Sekretaris DPD II Golkar Takalar, Ismail Tato mengatakan, apa yang dilakukan kubu Nojeng itu merupakan aksi spontanitas terhadap hasil keputusan DPP Golkar. Pihaknya mengaku kecewa lantaran DPP tidak memaparkan hal yang menjadi alasan kuat penetapan Burhanuddin sebagai calon bupati.
"Kalau benar hasil survei, kenapa DPP Golkar tidak pernah mengumumkan secara terbuka hasil survei itu?," kata Ismail.

DPP Golkar, lanjut Ismail, telah mengkhianati aspirasi Golkar di Takalar. Jika seperti itu, kubu Nojeng sepakat untuk berbelok arah dukungan. Mereka akan meninggalkan SYL, dan mengalihkan dukungannya kepada rivalnya, Ilham Arief Sirajuddin.
"Kami benar-benar akan mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Golkar secara keseluruhan apabila penetapan tersebut tidak dibatalkan dalam waktu 2 x 24 jam," ancam Pimpinan Golkar Kecamatan Galesong Selatan, Muhammad Nursalam.
Tidak hanya itu, mereka juga mengancam akan memboikot sekretariat DPD II Golkar Takalar, jika keinginan mereka diabaikan. Meski keputusan mereka baru sebatas ancaman, namun sejumlah kader Golkar juga telah memasang stiker bergambar Ilham Arief Sirajuddin di dinding kantor Golkar dan baliho milik Nojeng.
Pendukung Nojeng juga akan beralih ke Ilham Arief Sirajuddin. Kemarin, Nojeng dikabarkan masih sibuk mendekati Ilham untuk mendapatkan Demokrat. “Bila Nojeng sudah berhasil melobi Demokrat, maka atribut Golkar yang selama ini dipakai akan diserahkan langsung ke Syahrul,” ujar orang dekat Nojeng, kemarin. “Ini sudah siri,” ungkapnya.
Gerakan merapat ke Demokrat yang dilakukan Nojeng, setelah terdepak dari keputusan DPP Golkar, diakui Sekretaris DPC Demokrat Takalar, Irwan Pasang. Dia mengaku, Nojeng sempat berkomunikasi lewat telepon mengenai niat merapat ke partai berlambang mercy itu.
Ketua Bappilu Golkar Takalar, Muhiddin Tiro menegaskan, Nojeng sampai saat ini konsisten dengan keinginanya maju sebagai cabup. "Kalau melihat perkembangan saat ini, dia tidak akan menerima tawaran Golkar. Situasinya dia akan melawan. Bupati sebagai orang tuanya juga pasti bersikap sama dengan anaknya," tandas Muhiddin.
Sebenarnya, Nojeng kecewa bukan semata karena tidak dipilih Golkar, tapi kekecewaan juga karena DPP Golkar sama sekali tidak melibatkan DPD Golkar Takalar dalam rapat penetapan tersebut, sehingga seperti apa alasan dan bagaimana surveinya Golkar Takalar tidak banyak tahu.  Bagi Muhiddin, Nojeng dan Burhanuddin sulit disatukan. Belum lagi, Nojeng tidak ingin mempertaruhkan orang tuanya sebagai bupati.
Selain itu, masa depannya di Golkar juga bakal tidak sejaya saat ini. Ketika dia berpaket dengan Bur dan terpilih, Golkar dipastikan akan mengganti sebagai ketua DPD dan menunjuk Burhanuddin.
Isyarat Nojeng adalah menolak alias melawan kebijakan partai dengan tetap maju sebagai cabup melalui partai lain. Bahkan, Nojeng bersama Ketua DPC PBB Takalar, Syarifuddin Rani bertolak ke Jakarta untuk melobi DPP PBB.   
Kabar lain menyebutkan, ayah Nojeng yang juga bupati Takalar, Ibrahim Rewa telah membangun komunikasi dengan Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin. Ibrahim dikabarkan menelepon Ilham tengah malam begitu tahu putranya tidak dipilih Golkar sebagai cabup.
"Saya memang dengar dia berkomunikasi dengan Pak Ilham, cuma apa isi pembicaraannya saya tidak tahu. Mungkin sebatas antara wali kota dengan bupati. Apalagi tadi pagi memang dia sama-sama terbang ke Jakarta menghadiri pertemuan di Kementerian Ekonomi," kata Ketua Devisi Komunikasi dan Publikasi DPD Demokrat Sulsel, Syamsu Rizal.
Yang pasti, Demokrat siap membuka pintu bagi Nojeng ketika partai ini memulai proses penjaringan. Di Takalar, Demokrat memiliki 3 kursi. Sehingga kalau berkoalisi dengan PBB (2 kursi), Nojeng sudah pasti bisa bertarung di Takalar sebagai cabup.
Selain Demokrat dan PBB yang siap memberi ruang kepada Nojeng, PKS yang akan mengusung Syamsari Kitta bahkan ikut mempertimbangkan untuk memaketkan Nojeng-Syamsari Kitta. Syamsari yang sudah mendapat dukungan PDIP, PKB, Gerindra ini siap membangun komunikasi dengan Nojeng melalui PKS.
Tim media PKS Takalar, Hairil Anwar tidak menampik hal itu. "Nojeng memang ada rencana untuk bertemu dengan DPW PKS. Saya kira PKS akan komunikasi ulang dengan beliau," tandas Hairil. Ini artinya, Syamsari ada kemungkinan bersedia menjadi cawabup Nojeng di pemilukada Takalar kendati selama ini dia digadang-gadang menjadi cabup. Hitungannya, Nojeng tidak mungkin meninggalkan Golkar kalau sekadar maju cawabup melalui partai lain, sementara ketika berpasangan dengan Burhanuddin kemenangan sudah dipastikan ada di tangan.
Sementara itu, DPP Golkar sendiri memberi waktu tiga hari kepada Nojeng untuk bersikap apakah menerima atau menolak putusan partai. Selain ditawari cawabup Burhanuddin, masih ada tawaran lain terhadap Nojeng yakni, menjadi Ketua DPRD Takalar.
"Yang pasti, Golkar tidak ingin beliau sampai memilih meninggalkan partai. Karena saya kira ada pilihan-pilihan yang telah ditawarkan. Kita menunggu sampai tiga hari seperti apa sikapnya," kata Korwil Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar.
Spekulasi Cawabup
Pascapenetapan Burhanuddin sebagai cabup Golkar di Takalar, sudah berkembang isu mengenai cawabup Burhanuddin yang akan digandeng ketika Nojeng menolak. Salah satunya yang diisukan adalah Kadis PU Gowa, Amin Yacob. Informasi yang berkembang, figur tersebut ditawarkan langsung oleh adik Syahrul Yasin Limpo, Ichsan Yasin Limpo. Spekulasi lain menyebutkan, ketika Syamsari memilih menjadi cawabup Nojeng, Gerindra yang sejak awal telah menyatakan dukungan ke Syamsari bakal menarik dukungan dan melirik kandidat lain yakni Sekkab Takalar A Jen Syarif Rifai. Koalisinya adalah Gerindra (2 kursi), PAN (2 kursi) Hanura (2 kursi).
Sementara itu, Wakil Ketua DPD Golkar Bone, A Akbar menegaskan putusan Golkar menunjuk A Baso Fahsar Padjalangi sebagai cabup Golkar di Bone masih akan dibahas DPD Golkar setempat.
"Putusannya sebenarnya belum sampai ke Golkar Bone, tapi memang seperti itu. Makanya besok (hari ini) atau lusa kita akan rapatkan di Golkar. Soal apakah Irsan siap jadi cawabup itu menyangkut pribadinya. Yang jelas, kami melihat DPP sepihak karena tidak ada undangan ke kita," tandas Akbar.
Hal sama disampaikan Sekretaris DPD II Partai Golkar Bone, Firman Batari. “Sampai hari ini (kemarin sore, red), belum ada sikap dari DPD II Partai Golkar Bone,” ujarnya.
Bagi dia, banyak hal yang disesalkan terkait penetapan itu, di antaranya tidak dipertimbangkannya aspek sosiologi politik yang berkembang di organisasi DPD II Partai Golkar Bone. Padahal, kata dia, struktur organisasi di DPD II Partai Golkar Bone telah memberikan dukungan ke A Irsan Idris Galigo.
Terkait pendamping calon Bupati Bone, A Fahsar M Padjalangi, DPP Partai Golkar memberikan kesempatan kepada calon Bupati Bone untuk mengajukan tiga nama. Tiga nama itu, salah satunya Ambo Dalle. (yuk-ars-sah)

0 komentar:

Posting Komentar