Terjadi Dinasti Politik Siapa Yang Bertanggung Jawab
Akhir-akhir
ini banyak masyarakat yang mempermasalahkan munculnya fenomena dinasti
politik di Indonesia. Fenomena ini muncul seiring dengan diterapkannya
system pemilu langsung untuk memilih kepala daerah atau Pemilukada.
Dinasti politik dalam bahasa sederhana diartikan sebagai sebuah rezim
kekuasaan politik yang dijalankan secara turun-temurun oleh keluarga
atau kerabat dekat.
Beberapa contoh pejabat propinsi dan daerah yang mendominasi jabatan didaerahnya' Propinsi Banten oleh keluarga Ratu Atut (gubernur
Banten saat ini). Di Sulawesi Selatan, keluarga Yasin Limpo juga
mengusai banyak jabatan-jabatan politik. Di Kabupaten Kendal Jawa
Tengah: Widya Kandi Susanti menggantikan suaminya Hendry Boedoro,
bupati Kendal yang sedang mendekam di kamar bui, lantaran terbukti
menyelewengkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kendal. Di
Kabupaten Ngawi Jawa Timur' Haryanti Sutrisno mengantikan suaminya
Sutrisno menjadi bupati setelah bertarung melawan salah satunya adalah
Nurlaila, yang tak lain dan tak bukan adalah istri
muda Sutrisno. Di Indramayu, Jawa Barat: istri Bupati Irianto MS Syafiuddin (Yance) yang bernama Anna Sophanah juga dipastikan menang dalam pemilihan kepala daerah. Anna ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) meraup 60,78 persen suara bersama pasangan calon Wakil Bupati Supendi' Adelheaid sosang' yang terpilih menjadi wakil bupati tana toraja
suaminya adalah bupati tana toraja yang ditangkap karna kasus korupsi, dan mungkin masih ada didaerah lainnya.
Apa penyebabnya munculnya fenomena ini' Menurut Direktur Eksekutif {IPI} Indeks Politica Indonesia' Suwadi Idris Amir' pihak yang bertanggung jawab.
muda Sutrisno. Di Indramayu, Jawa Barat: istri Bupati Irianto MS Syafiuddin (Yance) yang bernama Anna Sophanah juga dipastikan menang dalam pemilihan kepala daerah. Anna ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) meraup 60,78 persen suara bersama pasangan calon Wakil Bupati Supendi' Adelheaid sosang' yang terpilih menjadi wakil bupati tana toraja
suaminya adalah bupati tana toraja yang ditangkap karna kasus korupsi, dan mungkin masih ada didaerah lainnya.
Apa penyebabnya munculnya fenomena ini' Menurut Direktur Eksekutif {IPI} Indeks Politica Indonesia' Suwadi Idris Amir' pihak yang bertanggung jawab.
Pertama, masyarakat sendiri' Pilkada langsung yang dikenal “one man one
vote”. Artinya semua tergantung (masyarakat) mau memilih
siapa. Kalau kemudian kandidat yang terpilih selalu dari keluarga
tertentu maka itu salah masyarakat sendiri. Mengapa masyarakat tetap
memilih mereka.
Kedua, Partai Politik. mereka seharusnya memberikan pembelajaran politik bukannya ikut mendukung. Partai
politik selama ini belum melakukan pedidikan politik. Partai politik
hanya menjadi ajang untuk memperjuangkan kepentingan diri sendiri. Dalam
prakteknya pengurus partai mudah dibeli oleh orang-orang yang ingin
mencalonkan diri. Alih-alih melakukan pendidikan politik, partai politik
justru senang mencari jalan pintas meraih kemenangan tanpa melihat
lebih jauh siapa calon yang mereka dukung.
Ketiga Undang-undang
Pemilukada. keluarga pejabat
tertentu yang ingin maju dalam Pilkada adalah tidak salah. Sebab sejauh
ini memang tidak ada aturan yang melarang mereka untuk maju dalam
Pilkada. Tidak ada satu pasal pun dalam undang-undang Pemilukada yang
melarang keikutsertaan mereka. Oleh sebab itu, untuk melarang mereka
maju dalam Pilkada harus dilakukan amandemen undang-undang pilkada
terlebih dahulu. Persoalan selanjutnya, apakah pelarangan mereka dalam
pilkada tidak akan melanggar hak asasi manusia?. Karena bila prisipnya
kompetisi dan kompetensi, tidak ada larangan mereka untuk maju dalam
Pilkada. Oleh sebab itu, harus hati-hati dalam menyusun RUU pemilukada
kedepan. Tutur Suwadi.'
0 komentar:
Posting Komentar