Kamis, 14 Maret 2013

IPI Opini.

Pentingnya Loyalitas dan Dedikasi dalam Penelitian

Suwadi Idris Amir
Direktur Eksekutif (IPI) Indeks Politica Indonesia


Beberapa pendapat mengatakan bahwa penelitian itu pada umumnya adalah sebuah aktifitas yang sangat terhormat, mahal, elite, bergengsi, dan penuh petualangan. Pernyataan ini beralasan karena biaya penelitian biasanya cukup besar, cukup eksklusif, dan penuh tantangan.
Namun tidak hanya  mahal, penelitian juga dapat amat murah; dan murah sekali diukur dari pemanfaatan penelitian baik dalam arti murni (pure) maupun dalam arti terapan (applied). banyak proyek penelitann yang dilakukan dengan biaya ratusan juta rupiah, bahkan ada
penelitian yang dilakukan dalam waktu yang sangat lama. Namun juga tidak sedikit penelitian yang dilakukan dengan biaya yang murah dalam batas waktu yang relatif pendek.
Memang waktu merupakan kebutuhan tersendiri dalam penelitian, hal ini tidak lain karena peneliti membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan penelitiannya dengan seksama. Penelitian tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu satu sampai dua minggu, tetapi membutuhkan waktu relatif lebih lama dari itu. Bahkan bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, tergantung permasalahan yang hendak diteliti.

Bahkan waktu juga menentukan rasionalisasi penelitian tertentu dengan metode permasalahan tertentu pula. Akumulasi uang dan waktu dalam setiap penelitian selalu urgen untuk menghasilkan karya karya penelitian yang andal, selain itu keandalan hasil penelitian juga dihasilkan oleh peneliti yang memilik dedikasi karena peneliti adalah intrumen penting dalam penelitian yang menguasai seluruh proses dan kompenen penelitian. Dedikasi dan sikap ilmiah peneliti itulah yang mengantarkannya kepada ciri khas seorang ilmuan. Sikap-sikap dan dedikasi yang dibutuhkan tersebut adalah antara lain:
a. Objektif, factual, yaitu peneliti harus memiliki sikap objektif dan peneliti memulai pembicaraanya berdasarkan fakta.
b. Open, fair, responsible, yaitu  peneliti harus bersikap terbuka terhadap barbagai saran, kritik dan perbaikan dari berbagai kalangan.Begitupula peliti harus bersikap wajar, jujur, dalam pekerjaannya, sarta dapat mempertanggung jawabkan semua pekerjaannya secara ilmiah.
c. Curious; Wanting to know, yaitu peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama kepada apa yang diteliti dan senantiasa haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Berarti bahwa peneliti adalah orang-orang yang peka terhadap informasi dan data.
d. Invective always, yaitu peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif dan senang terhadap inovasi.
selanjutnya peneliti sebagai seorang ilmuwan , juga dituntut memiliki kemampuan lain seperti:
a. Think, critically, systematically, yaitu peneliti adalah orang yang memiliki wawasan, memiliki kemampuan kritik, dan dapat berpikir sistematik.
b. Able to create, innovate, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan mencipta, nkarena harus selalu menemukan atau membuat penemuan-penemuan baru.
c. Communicate affectivity, yaitu peneliti harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan mempengaruhi pihak lain dengan komunikasi itu.
d. Able to identifty and formula problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas.
d. View a problem in wider context, yaitu peneliti mampu melihat suatu masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri sendiri.
Selain sikap, dedikasi, dan kemampuan tersebut diatas, peneliti juga dituntut menguasai cabang ilmu pengetahuan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.
Kebutuhan ini dirasakan terutama bagi peneliti yang bekerja pada lembaga-lembaga penelitian dengan melayani kebutuhan peneliti dari berbagai kalangan atau disiplin ilmu. Kebutuhan sikap dedikasi sebagai peneliti, tidak hanya dengan memenuhi beberapa kebutuhan diatas, karna masih ada kebutuhan lain yang semestinya diperhatikan dalam penelitian secara konkret aspek-aspek kebutuhan lain tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sikap, pengetahuan, serta pandangan peneliti terhadap lingkungan masyarakat, para informan, responden, dan warga masyarakat lainnya.
2. Memerhatikan sikap dan pandangan informan, responden, serta warga masyarakat lain terhadap diri peneliti termasuk sikap dan pandangan peneliti asing dan peneliti berjanis kelamin lain.
3. Memerhatikan masalah keuntungan dan kesulitan penelitian tunggal jika dibandingkan dengan penelitian bersama dalam satu tim.
4. Memerhatikan masalah pengembangan rapor yang wajar dalam wawancara serta kemampuan peneliti untuk mengenal dirinya.
5. Memerhatikan sikap para pegawai di pusat maupun di daerah terhadap peneliti dan proyek penelitian.
6. Memerhatikan masalah penyesuaian pandangan etik dari pada informan, responden, dan warga masyarakat, dengan pandangan etik dari peneliti terhadap topik  persoalan yang sedang direliti.
Sikap dan dedikasi peneliti lainnya yang sering dilupakan orang, yaitu faktor pribadi peneliti dan interes pribadi, kedua hal ini berkaita dengan kredibilitas peneliti itu sendiri.
Faktor pribadi menyangkut sifat-sifat hereditas dan fiskal peneliti. Ada peneliti yang secara alamiah cerdas, tanggap, sensitif, memilika ketahatan tubuh yang tinggi yang tinggi, dan sebagainya namunbagi peneliti lain, hal itu tidak dimilikinya. Faktor pribadi ini secara tidak langsung memengaruhi hasil-hasil penelitian. Sehingga bisa jadi dua karya penelitian yang sama objeknya, namun berbeda hasil penelitiannya karena peneliti dan kredibilitasnya berbeda pula. Jadi ketika interview, wawancara, ataupun observasi, umpamanya, peneliti yang sensitif tentu akan memperoleh data yang banyak dan lengkap bila dibandingkan dengan peneliti yang tingkat sensitivitas sosialnya rendah dan tidak responsif terhadap metode-metode tersebut.
Hal yang sama juga terjadi pada interes pribadi dalam setiap penelitian. Interes pribadi biasanya banyak mendominasi setiap pekerjaan orang, termasuk pula penelitian. Namun di dalam penelitian, interes pribadi akan mempengaruhi objektivitas peneliti saat menilai hasil kerjanya sendiri. Untuk itu semua penelitian senantiasa membutuhkan pribadi-pribadi peneliti yang loyal dan berdedikasi terhadap ilmu pengatahuan, dalam arti bahwa seseorang tidak akan melakukan penelitian jika tidak bermaksud untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, bukan sekedar untuk memperkaya meteri dan untuk kepentingan uang, sehingga menyeret menjadi seorang tukang dan pekerja kasar dalam dunia ilmu pengetahuan . (*)

0 komentar:

Posting Komentar