IPI: Nurdin Abdullah Tak Tertandingi
- Senin, 27 Agustus 2012 10:37

Dia memprediksi pemilukada tersebut akan berjalan monoton sebab gambaran survei mereka selama ini menempatkan Nurdin Abdullah unggul telak popularitas dan elektabilitas dari semua bakal calon bupati lainnya.
Direktur Survei dan Real Quick Count IPI, Andi Sri Wulandani, menyebutkan, tokoh-tokoh seperti Abdul Hadi Djamal, Arfandi Idris, Ashabul Kahfi, Andi Sugiarty Mangun Karim, Asli Mustadjab, Ilham Azikin, Irvandi Langgara, Sahlan Solthan, Ibrahim Solthan, dan pimpinan-pimpinan partai di Kabupaten Bantaeng, kelihatannya bakal sulit bersaing dengan incumbent.
“Artinya ada potensi kemungkinan tokoh-tokoh itu akan enggan maju secara serius melawan calon incumbent, Nurdin Abdullah,” kata Sri dalam rilis yang diterima Cakrawala kemarin.
Dia menjelaskan, hasil survei IPI per Agustus 2012, menempatkan popularitas Nurdin Abdullah mencapai 95 persen, sementara bakal calon lainnya masih dibawah 70 persen.
Elektabilitas Nurdin Abdullah juga mencapai 52 persen, sedang calon pesaingnya belum ada yang melewati 10 persen.
“Peringkat dua itu Suagiarty Mangun Karim dengan elektabiltas 8,3, sedang sisanya itu dibawah 4 persen,” kata Sri.
Adapun suara mengambang (Swing Voter) di Banteng terbilang kecil, yakni hanya 11 Persen saja.
Survei IPI melibatkan 15 orang surveyor dan 5 orang petugas Quality Control (QC). Jumlah responden 410 orang dengan metode wawancara tatap muka menggunakan koesioner. Adapun margin of error survei ini adalah 2,8 persen. (del/soe)
Calon Perseorangan Dinilai Lebih Efektif
MAKASSAR,UPEKS–Saat ini jalur perseorangan atau independen dianggap lebih efektif dan mampu melakukan perubahan dalam pembangunan, serta menata perekonomian masyarakat Makassar. Pasalnya, calon perseorangan lebih bebas melakukan elaborasi hingga mengambil keputusan untuk perubahan. Hal ini didasari karena tak adanya campur tangan partai politik. Hal tersebut diungkapkan, Direktur Eksekutif (IPI) Indeks Politica Indonesia’ Suwadi Idris Amir kepada Upeks, Jumat (24/8) kemarin.
Selain itu, calon independen tak seperti Parpol yang memiliki ideologi tersendiri yang sifatnya oligarki dan otoriter. Menanggapi hal tersebut, pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Dr Firdaus Muhammad, menuturkan, tidak ada jaminan bahwa independen mampu melakukan perubahan dibanding dari parpol. Tetapi tentunya yang cukup menentukan adalah kandidat itu punya visi melakukan pembangunan Makassar ke depan. “Faktor partai tetap penting sebab jika terpilih, perseorangan juga berhadapan dengan orang partai di DPRD Kota sehingga perlu penguatan politik dalam melakukan bargaining politik dalam menjalankan pemerintahan kota ke depan,” terangnya. (mg03/rus)
0 komentar:
Posting Komentar