Minggu, 03 Juni 2012

RUDAL LEBIH SERIUS LEWAT JALUR INDEPENDENT

BAROMETER RAKYAT NEWS: Rusdin Abdullah (RUDAL) merupakan salah satu kandidat wali kota Makassar yang bakal maju lewat jalur perseorangan. Meski tercatat sebagai salah seorang pengurus teras Partai Golkar Sulsel, pria yang akrab disapa Rudal ini mengaku lebih enjoy di jalur independen.
"Arah dukungan di jalur independen lebih riil dan efektif. Bahkan lebih efektif dibanding partai politik," kata Rusdin Abdullah di Rudal Centre Jl Beruang Makassar, Kamis, 31 Mei lalu.
Pria yang berlatar belakang pengusaha ini boleh dibilang paling siap menghadapi suksesi wali kota Makassar tahun depan. Ia sudah sosialisasi dan menggalang dukungan sejak awal 2011 lalu. Tidak mengherankan jika elektibilitas dan popularitasnya cukup bagus dan tetap terjaga. Itu dibuktikan oleh survei beberapa lembaga riset yang ada di Makassar.

Infrastruktur pemenangan yang dibentuk Rusdin juga cukup rapi. Bahkan lebih rapi dibanding partai politik. Kalau partai politik hanya memiliki satu struktur kepengurusan di tingkat kelurahan, Rusdin justru membentuk posko relawan dua sampai tiga per kelurahan.
"Posko yang kami bentuk sudah hampir 300 buah. Rata-rata setiap kelurahan dua sampai tiga posko," kata Rusdin Abdullah lagi.
Selain sosialisasi, relawan dan tim pemenangan Rusdin Abdullah juga sudah mengumpulkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga. Dukungan KTP menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenhui kandidat kepala daerah yang maju melalui jalur perseorangan. Hingga akhir Mei kemarin, relawan Rudal sudah mengumpulkan 20 ribu lembar lebih fotokopi KTP. Dukungan KTP itu tersebar di 14 kecamatan yang ada di Makassar.
"Kami menargetkan bisa mengumpulkan 50 ribu sampai 60 ribu lembar dukungan KTP. Kan persyaratan yang akan disetor ke KPU hanya sekira 36 ribu atau tiga persen dari total jumlah penduduk Makassar," kata Anca, tim pemenangan Rusdin Abdullah. 
Soal peluang untuk memenangkan pertarungan, tim pemenangan Rudal ini tetap optimis. Menurut Anca, pemilihan kepala daerah berbeda dengan pemilu legislatif. Dalam pemilukada, ketokohan atau figuritas menjadi penentu. Sementara dalam pemilu legislatif, mesin partai justru yang lebih dominan. (Din/Jar)


0 komentar:

Posting Komentar